Pemerintah melaksanakan 20 ribu pelatihan literasi digital tingkat dasar dalam Program Gerakan Nasional Literasi Digital Tahun 2021. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menegaskan program tersebut gratis untuk rakyat Indonesia.
“Kalau satu tahun 360 hari, untuk 20 ribu pelatihan bisa dibayangkan ada berapa pelatihan per hari, bisa ratusan pelatihan per hari secara serius dan sungguh-sungguh. Karena itulah koordinasi menjadi sangat penting, dan ini untuk rakyat. Apakah membayar? Tidak, gratis,” ujarnya dalam Rapat Koordinasi Percepatan Pembangunan Base Transceiver Station (BTS) dan Program Literasi Digital di Provinsi NTT, di Hotel Aston Kupang, belum lama ini.
Melalui pelatihan digital tingkat dasar yang akan dilakukan secara fisik atau tatap muka itu, Menkominfo berharap koordinasi dan mobilisasi menjadi kunci pentingnya menyukseskan program nasional tersebut.
“Yang kita butuhkan adalah koordinasi dan mobilisasi dilakukan secara fisik, tidak perlu hybrid. Perlu ada kehadiran mereka. Tapi kalau secara hybrid , simultan secara fisik dan virtual, dengan memanfaatkan teknologi virtual meeting, ini sudah disiapkan,” jelasnya.
Menurut Menteri Johnny, pelatihan kecakapan digital tingkat dasar ditujukan untuk memberikan literasi kepada masyarakat. Hal itu penting sebagai bagian dari upaya memanfaatkan infrstruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang dibangun Pemerintah. Bahan ke depan, akan dilaksanakan pula program digital government serta smart city.
“Kalau masyarakatnya belum ikut di dalamnya (program literasi digital), maka ini kendala besar. Karenanya, Kominfo menekankan betul untuk mengambil bagian dihilirisasi melalui pelatihan-pelatihan digital, pelatihan untuk menghasilkan talenta-talenta digital, sumberdaya manusia digital,” tandasnya.
Dalam rapat koordinasi yang dihadiri oleh seluruh kepala daerah se-Provinsi NTT itu, Menkominfo mengajak Bupati dan Wakil Bupati, Camat hingga Kepala Desa untuk ikut mengambil bagian di level basic skills atau tingkat kecakapan dasar.
“Pelatihan digital Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) tahun 2021 ini saja, di Indonesia akan dilakukan 12,5 juta orang yang akan diajak di dalam pelatihan digital,” ujarnya.
Program pelatihan ini akan dilakukan dengan menekankan pada empat bidang, yakni kecakapan digital, keamanan digital, budaya digital dan etika digital. “Termasuk nanti jangan sampai hoaks dan lain sebagainya, tapi kecakapan dasar, empat kurikulum dan prioritasnya,” jelas Menteri Johnny.
Khusus untuk Provinsi NTT, Menkominfo menyatakan setidaknya ditargetkan sebanyak 200 ribu masyarakat ikut menjadi peserta. Program tersebut juga akan terus dilanjutkan untuk tahun-tahun berikutnya.
“Kalau tahun ini 200 ribu, tahun depannya 400 ribu, tahun depannya lagi kalau bisa 800 ribu, maka literasi digital untuk Nusa Tenggara Timur untuk 3 sampai 5 tahun kedepan bisa menjangkau jumlah masyarakat yang lebih besar,” tandasnya.
Dengan tersedianya talenta digital tingkat dasar, Menkominfo meyakini para UMKM, ultra mikro dan aktifitas digital di kegiatan masyarakat setiap harinya bisa tercapai. “Disitulah kunci utama lompatan raksasa yang ingin kita capai,” imbuhnya.
Rapat Koordinasi Percepatan Pembangunan BTS dan Program Literasi Digital di Provinsi NTT dihadiri Gubernur NTT Viktor Laiskodat, serta para Kepala Daerah se-Provinsi NTT. Selama Rapat Koordinasi berlangsung, baik penyelenggara maupun peserta telah menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Usai menghadiri rapat koordinasi, Menteri Johnny melanjutkan kunjungan kerja di Gereja Masehi Injil di Timor Kabupaten Kupang dalam rangka kegiatan Literasi Digital, dan bertolak ke Pantai Wisata Batu Nona, Kota Kupang untuk meninjau operasional Network Operation Center (NOC) dan laporan pemanfaatan kapasitas Palapa Ring Paket Timur.